kelopak senyum yang teruntai rapi dalam deretan bibir langit pada pagi tanpa embun
tak jua hadirkan asa untukku berpikir lagi;
hanya lelah menjelma risau
peluh berpeluh
letih
a
k
u
cemas
cekat terpekat
dan diam meraja dalam igau
hingga waktu berputar kembali dalam harihari
untuk setiap rentetan peristiwa kelam yang jadikan malam tiba tanpa usapan bintang
No comments:
Post a Comment