sayang...
tak sadarkah rona wajahmu memucat, dan kendikendi rindu perlahan meretak. hingga kau coba hapus jejakjejak pelarian dalam lelah, dengan satu usapan hangat mentari pada sekitar lingkar hati
mencoba jemput kecupan yang kau lukis di bibir, menderu bersama hangat nafas; tanpa nafsu
membaca penat yang tertahan di matamu
jangan tangisi semua ini..
aku akan kembali dalam pelukan hati;
dalam hidup yang tak kau sadari
jemarimu lelah untuk menggenggam hidup; hanya air mata mampu mengantarmu menuju cerita yang tak akan usai disana. yang tertinggal hanya sehelai rindu terakhir untuk aku simpan
No comments:
Post a Comment