5.9.10

di sudut kota

aku lelah

mencari tumpukan rindu
yang tertinggal dalam
sebuah episode usang

di sini
di sudut kota

ini

bukan aku

tak ada yang perlu di tangisi
lagi

karena ini telah menjadi hal
terindah untukmu;
bukan begitu?

dan hujan pun telah bersama
ku saat ini. dan menghapus
segala jejak yang pernah aku
tinggalkan di mata
mu

biarkan bintang yang menjaga
tidurmu kali ini

bukan aku

3.8.10

luka

pada perasaan yang kesekian

:cinta
bukan seperti harap sebelum ini

hanya perasan kecewa pada

:luka



tentang apa yang kusebut cinta

kau pernah bercerita tentang daundaun yang berubah layu karena kita. karena lamanya waktu yang pernah aku janjikan dulu ketika kita dan semua perasaan berbaur dengan peluk di bawah senja kala itu.

pun aku pernah berkata tentang jejakjejak patah yang pernah hampir tak tersampaikan di kejenuhan malam kita dulu. yang sempat membuat awan berubah jelaga. langit berubah abu. dan semua kembali di lelahnya kecup pagi

dan kita pernah kehilangan peran kita. kau bukan kau. aku bukan aku. menjelma menjadi bukan kita. matamu tak berbicara lagi; pun aku

tapi apa itu yang ingin kita ulang lagi?

ini tentang aku. tentang kamu. tentang kita. tentang semua rasa yang pernah memerah dan tenggelam. biarkan itu hilang. biarkan kita mulai lagi langkah yang pernah kita tinggalkan

bukankah hari masih panjang?

aku hanya ingin melewati semua denganmu. tentang kemarin, biarlah itu menjadi bagian kelam kita saja. masih ada hari yang lebih baik, bukan?

"and i will never let you go.."



mencari tumpukan rindu

aku ingin memilahmilah awan yang
bergelayut manja pada langit yang memang
mungkin telah berubah menjadi muram

hanya sekedar mencari tumpukan
rindu di sebaliknya. mencatat tiaptiap
episode perjalanan yang pernah tertinggal
di sini

dan akan kukirim rindu itu bersama hujan yang tepat jatuh
dihatimu


hanya

aku hanya mampu meletakkan
tiap katakata di ujung lidahku
saja

tapi salahkah jika mata
ini tak bisa menutupi lagi?

sekali lagi
aku membencinya. sangat


karena dia yang pernah menghancurkan
aku tepat di depan

:matamu


3.3.10

ingin mencintaimu

aku pernah ragu akan satu hal. tentang senja yang saat itu memilih untuk berganti malam. tentang peluh yang perlahan membeku di matamu

aku pernah berhenti tersenyum. bersama angin yang pernah menerbangkan segala perjalananku saat itu. sendiri. hanya aku dan keresahanku

pun aku pernah lelah berdiri disini. dan kau tahu itu

jika kau ijinkan, ajari aku untuk mencintaimu. mencari harihari yang pernah lelah kau lewati. mengejar daundaun yang dulu tak ingin kau kecup. menjejak harap yang kita lukis bersama titiktitik embun

aku hanya ingin mencintaimu seperti dulu lagi

(w)anitaku


19.2.10

senja itu

seperti musim sebelumnya;

aku begitu mencintai senja. ia begitu anggun. penuh senyum tanpa harus menutup semburatnya yang
masih menapaki langit

tapi pernah hujan coba menghapusnya dari setiap gerak yang ia tunjukkan padaku

senja tak lagi hampiriku disini selama beberapa waktu

dan harihariku pun berubah malam. aku menunggunya. dan ingin ia kembali disini untukku. mencipta langit kita yang pernah aku lukis bersama

hingga hari berubah minggu dan menjelma bulan. hingga jengah menghampiriku beberapa kali. lelah yang menginginkan aku untuk pergi. tapi aku tak mau

dan kini ia kembali. masihkah ia menjadi senja yang aku cintai seperti awal dulu? adakah ia bisa menjadi senja yang pernah aku temui dulu?

aku harap ia tetap menjadi senja yang pernah mengisi harihariku dulu

dan tahukah kau? senja itu adalah
kamu



memecah rindu

aku ingin memecah rindu satu
persatu

dan meletakkannya di
tiap ruasruas jalan yang pernah
kita lewati. pada tiap
persimpangan yang telah
samasama kita tahu

hanya untuk sekedar
membuatmu senang dan
berharap seseorang yang akan
mengembalikan itu untuk
ku

karena mungkin sulit untuk
mu memungutnya kembali


9.1.10

ingin kubawa rindu itu pulang

ingin kubawa rindu itu pulang
kembali ke rumah. dan

menyimpannya di balik bantalku
agar bisa aku temui

tapi ia memilih untuk terdiam
di tepian telaga itu. entah..


sesekali ia menoleh. tapi
tak urung menghampiri. ragu.

atau mungkin ia sedang menunggu
bulan untuk menjemputnya?