puisimu mengerat.
semakin lama semakin kuat.
seperti dirimu.
selalu bikin rindu.
2.12.14
tentang puisi
19.10.14
menyeruput rindu
menikmati kenang sembari menyeruput segelas rindu
hangat dengan wajah embun membayang di jendela
kamar.
padahal tadi kulihat senja sedang nyaman duduk di sana.
ah, mungkin ada mimpi yang
kau selipkan dibawah
nya.
hangat dengan wajah embun membayang di jendela
kamar.
padahal tadi kulihat senja sedang nyaman duduk di sana.
ah, mungkin ada mimpi yang
kau selipkan dibawah
nya.
kepada: malam
rebahkan saja.
mari menyerah untuk fajar esok.
selalu ada tanganku yang siap katakan, "takut tak berarti kamu lemah".
aku rindu
mari menyerah untuk fajar esok.
selalu ada tanganku yang siap katakan, "takut tak berarti kamu lemah".
aku rindu
5.10.14
malam rabu
aku suka malam rabu.
tak perlu berlari, akan kutunggu.
sekalipun tubuhku kaku karena dingin di malam buta.
seringsering saja meniup wajahku
supaya aku tak pernah lupa.
tak perlu berlari, akan kutunggu.
sekalipun tubuhku kaku karena dingin di malam buta.
seringsering saja meniup wajahku
supaya aku tak pernah lupa.
lelayang 2
aku ini bodoh
memuja lelayang yang sudah menemukan angin lain.
harusnya dari dulu kudengarkan katakatamu, "kita bisa berbagi".
egoku, bahwa hanya aku yang merasa dan tahu apa itu rasanya.
egoku, bahwa apa yang aku inginkan harusnya aku dapatkan.
harusnya.
yah,
kenapa harus menjadi bodoh terus-menerus, bukan?
ini sudah genap. sudah semua.
aku siap berkemas pada keretamu.
memuja lelayang yang sudah menemukan angin lain.
harusnya dari dulu kudengarkan katakatamu, "kita bisa berbagi".
egoku, bahwa hanya aku yang merasa dan tahu apa itu rasanya.
egoku, bahwa apa yang aku inginkan harusnya aku dapatkan.
harusnya.
yah,
kenapa harus menjadi bodoh terus-menerus, bukan?
ini sudah genap. sudah semua.
aku siap berkemas pada keretamu.
Subscribe to:
Posts (Atom)